MUNAFIK?

Aku merasa kamu begitu, sayangnya kamu tidak merasakan itu. Jujur saja aku sangat membenci yang dikategorikan dalam “KEMUNAFIKAN”.  Di luar pasang tampang polos seperti tak pernah melakukan dosa, tapi di dalam hatinya menyimpan DENDAM dan BENCI yang luar biasa hebat! Atau di depan senyumku, senyumnya merekah. Dan perhatikan saja, di balik punggungku dia menusuk tulang rusukku.

Dan kamu tau? Dari sudut pandang manapun, aku yang salah. Dan yang tak menampakkan cacatnya yang benar. Standing applause untuk hal seperti itu. Selamat, kamu menang:)

Jujur, Aku membenci itu. Tapi di balik kejujuranku ini menyimpan sedikit rasa kasihan. Kalau-kalau lain waktu topengmu itu rusak terhempas badai. Atau terkikis hujan asam. Sungguh, kasihan. Senyum yang menampakkan keramahan itu menyimpan seribu luka. Karena kamu yang menyendatkannya, kebencianmu.

Di sini kita sama-sama merasakan. Kebencian yang mungkin bersanding meluka. Tapi bedanya, aku bukan membenci kamu. Hanya tingkah sok lugumu saja yang membuat ku agak risih.
Ku beritahu agar kamu paham, setidaknya cobalah untuk memahami keadaan. Aku juga akan melakukan hal yang sama.

Lebih baik bicara di depan meski pahit, asal jangan menggumam di belakang karena itu jauh, jauh lebih mengiris.

Percayalah, takut di benci karena menasehati bukan alasan yang “PAS” untuk terus dilakukan remaja dalam proses pendewasaan:)

By: Fasih Radiana

Thanks For Making This Possible! Kindly Bookmark and Share it.

Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook

Grab This Comment Form

Posted by Kulitinta on 17.35. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

SKADUTA E-Magz

�� Grab this Headline Animator

Cari Blog Ini

Kotak Obrolan


Kamu Pengunjung ke

Pengikut

2010 BlogNews Magazine. All Rights Reserved. - Designed by SimplexDesign. Edited by: Kuli Tinta Team